
Setiap hari memang ada saja kejadian-kejadian spesial yang terjadi. Malang atau beruntung tentu tergantung bagaimana kita memandangnya. Jadi gak jauh-jauh menang undian mobil, setiap hari saya merasa menjadi the chosen one. Misalnya, terpilih bangun jam 8 pagi dan minum kopi yang terlalu manis (ini sangat menyebalkan karena tidak bisa di-undo). Atau pagi-pagi bangun dan mendapati koneksi internet di rumah tiba-tiba jadi 512 kbps.
Tapi hari ini, keterpilihan saya sedikit lebih membanggakan dan harum. Baru saja tadi, saya dipercayakan oleh kakak saya dua buah ragi anakan yang konon sudah beredar sejak ratusan tahun lalu dari sebuah grup cult “Roti Persahabatan Amish”. Jadi ceritanya, sejak kira-kira abad 18, imigran Amish di AS terkenal dalam membuat starter ragi sebagai bahan roti-roti dan biskuit favorit keluarga. Dan mungkin karena jumlah penduduknya yang sedikit, pengembangbiakan ragi ini menjadi salah satu cara melekatkan rasa persaudaraan. Atau mungkin juga, ketika pengembangbiakan penduduk minoritas ini terasa memakan waktu terlalu lama, beralihlah mereka ke pengembangbiakan ragi yang hanya sepuluh hari. Yang pasti, karena cycle beranak-nya ragi ini baru terjadi setelah disimpan 10 hari, dan sekali beranak hanya bisa menghasilkan tiga anak, maka siapa pun yang mendapatkan ragi ini, bisa dibilang cukup spesial!
Setelah kakak saya mendapatkan ragi Amish dari seorang teman keluarga, ia memeliharanya selama 10 hari, di mana di hari kesepuluh, ia membagi rata ragi tersebut menjadi empat: 1 ia simpan (untuk kemudian di-anak-an kembali), 2 diberikan kepada saya (salah satunya akan saya berikan kepada teman saya si kutu dapur Pila), dan 1 ia buat menjadi dua loyang kue (malam ini ia membuat kue cinnamon yang kontan bikin seisi keluarga ketagihan). Dalam 10 hari ini saya (dan Pila) bertugas memelihara ragi-ragi kami, sehingga di hari kesepuluh nanti, kami akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh kakak saya hari ini. Di hari kesepuluh nanti, berarti akan ada empat loyang kue beraroma haruuuum dan lezat menggoyang lidah Bandung.
Kalau saja seseorang tidak membagikan anakan raginya setelah hari kesepuluh, setelah beberapa minggu maka kebayang akan begitu banyak ragi di dapurnya. Ia bisa jadi orang pelit, atau seseorang yang tidak punya banyak teman (atau punya banyak teman tapi tidak demen masak). Jadi siapa pun yang mau meng-anak-an ragi ini, silakan hubungi saya untuk menjadi ‘mereka yang terpilih’. Tujuan pembiakan ragi ini bukan agar kita punya kedekatan dengan orang-orang Amish (walau bisa saja sih), tapi lebih ke bagaimana kita bisa berbagi sesuatu yang menyenangkan dan mengenyangkan dengan orang lain. Atau sesimpel melatih diri menjaga sesuatu berkembang biak.
Leave a Reply